Minggu, 18 Maret 2012

Gempa & Tsunami Aceh hasil Uji Coba HAARP???

Sebagian besar orang menganggap Tsunami Aceh adalah bencana alam murni, sebagian kecil lainnya melihat “out of the box” bahwa tsunami adalah hasil rekayasa senjata thermonuklir Amerika yang diujicobakan. Salah satu dari mereka, M.Dzikron AM, dosen Fak Teknik Unisba menjelaskan hipotesa tentang hal ini,


1. NOAA, National Oceanic and Atmospheric Administration, beberapa kali merubah data magnitudo dan posisi episentrum gempa, serta kejanggalan tidak adanya peringatan pada ‘seismograf’ di Indonesia dan India. Secara sederhana, gempa selalu dipicu oleh apa yang disebut frekuensi elektromagnetik pada 0,5 atau 12 Hertz, dan bukan merupakan sebuah proses yang terjadi secara mendadak spt tsunami di Aceh.

2. Sebagian besar mayat yang ditemukan terbujur kaku dengan kulit berwarna hitam pekat, kematian akibat tenggelam tidak akan mengubah warna kulit sedemikian cepat dan sedemikian hitam, sebaliknya mayat-mayat hitam juga nampak pasca dijatuhkannya bom atom di Hiroshima dan Nagasaki.

3. Kapal-kapal perang Amerika berdatangan dengan cepat dan bertahan di Aceh selama beberapa bulan bukan sekedar memasukkan bantuan namun juga mengawasi wilayah laut agar peneliti Indonesia tidak turun ke sana.

4. Ditemukan sampah nuklir 2 bulan pasca tsunami di wilayah Somalia yang kemudian diungkap UNEP, yang diduga berasal dari Samudera Hindia.

Penjelasan

Jenis senjata HAARP yang digunakan diperkirakan disebut Warhead Thermonuklir W-53 dengan kekuatan 9 megaton ternyata dapat dengan mudah ditempatkan dalam wadah yang mirip diving chamber (alat selam dalam) yang biasanya digunakan dalam eksploitasi minyak. Wadah ini sekaligus melindunginya dari tekanan sebesar 10.000 pon per inchi persegi di dasar palung laut dalam. Bobot total dengan wadahnya kurang dari lima ton, sehingga dapat dijatuhkan dari buritan kapal suplai anjungan pengeboran minyak lepas pantai. Metode teknologinya disebut SCALAR, yang menggunakan gelombang elektromagnetik untuk memanipulasi kekuatan alam.

Teknologi perusak berbasis gelombang elektromagnetik pertama kali dikenalkan saintis Rusia Nikola Tesla Saintis ini menjadikan bencana gempa di berbagai negara pada 1937 sebagai sampel penelitian. Selanjutnya, Tesla melakukan penelitian mengenai penciptaan alat yang mampu memunculkan gelombang frekuensi tinggi yang bisa memicu badai dan gempa tektonik. Setelah melalui berbagai penyempurnaan, alat itu mampu mengalahkan kekuatan Nuklir. Belakangan senjata pemusnah massal itu dikenal sebagai elektromangnetik SCALAR. Anehnya, rancangan Tesla ini kemudian hilang tak berbekas setelah ia meninggal dan muncul kembali dalam program HAARP, padahal ketika pertama kali ditawarkan kepada Pentagon, rancangan Tesla ini ditolak mentah-mentah.

Menurut Bertell, AS sudah melakukan uji coba sejak puluhan tahun lalu. Negeri Paman Sam menggunakan Barium dan Lithium yang “dikirim” ke lapisan ozon dengan bantuan gelombang elektromagnetik ke langit negara-negara asia. Teori Bertell didukung Michel Chossudovsky yang berprofesi sebagai analis persenjataan global. Chossudovsky menuduh Pentagon sudah lama membuat senjata untuk memanipulasi cuaca. April 1997, menurut Menhan William Cohen, AS terpaksa menghadapi serangan senjata perubah cuaca dengan senjata sejenis. Demikian juga dengan penggunaan gelombang elektromagnetik pemicu gempa dan tsunami.

Apa yang dijelaskan Bartell dan Chossudovsky sebenarnya berada di luar nalar logika kita, sehingga kita lebih percaya bahwa sebuah tsunami terlalu musykil dibuat dan dirancang oleh manusia. Namun bila kita memikirkan isu apa yang saat ini digadang-gadang oleh Amerika dan sekutunya, khususnya mereka yang terlibat dalam manipulasi Pemanasan Global, maka senjata HAARP bukan lagi cerita fantasy Hollywood, seperti orang-orang di seluruh dunia yang sebelumnya tidak pernah percaya pada Bom Atom yang dijatuhkan Enola Gay ternyata hasil rekayasa teknologi nuklir yang pada masa itu dianggap begitu canggih.

Seperti kita ketahui HAARP (High Altitude Atmospheric Research Project) adalah senjata yang didisain untuk menciptakan bencana alam seperti gempa, badai dan tsunami. HAARP memiliki alasan sendiri untuk dijadikan sebagai kekuatan baru dalam isu pemanasan global, seperti dalam project teranyar mereka yang menggunakan ELF (Extremely Low Frequency) untuk menembus lapisan tanah dan es kemudian menghancurkan/melelehkan lempeng artik, melubangi ozon seperti yg sdh dijelaskan, membuat gempa spt di Haiti, China dan Korea, serta menciptakan ‘hurricane‘.

source: http://www.huller88.com/2011/07/gempa-tsunami-aceh-hasil-uji-coba-haarp.html
Rabu, 07 Maret 2012

Makhluk Asing Menyerbu Ekosistem Antartika

Di benua beku alamiah Kutub Selatan, para ilmuwan khawatir terhadap serbuan "makhluk asing" --bukan dari antariksa, tetapi dari yang terbawa dalam tas dan kantung manusia.

Benih dan tanaman yang secara tak sengaja terbawa ke Antartika oleh wisatawan dan ilmuwan mungkin menghadirkan spesies tanaman asing yang dapat mengancam kelangsungan hidup tanaman asli di ekosistem yang sangat seimbang tersebut.

Tanaman asing yang menyerbu itu termasuk di antara ancaman paling besar terhadap kelestarian Kutub Selatan, terutama saat perubahan iklim yang membuat hangat benua es tersebut, kata satu laporan di Proceedings of the National Academy of Sciences Journal, yang disiarkan Selasa.

Lebih dari 33.000 wisatawan dan 7.000 ilmuwan mengunjungi Antartika setiap tahun dengan naik kapal dan pesawat, dan jajak pendapat dua bulan mengenai pelancong ke sana telah mendapati banyak dari mereka membawa benih tanaman yang berasal dari negara lain yang sudah mereka kunjungi.

Studi itu mengosongkan isi kantung, baju, celana dan lipatan lengan baju, sepatu serta bagian dalam tas pelancong, serta menggunakan jepitan untuk mengambil benih yang tersembunyi secara tak sengaja.

"Orang paling banyak membawa benih. Semuanya benar-benar ancaman besar," kata Dana Bergstrom, dari Australian Antartic Division.

"Ketika kita mengambil sesuatu saat melakukan pendakian, maka kita membawa spesies yang bersaing. Tanaman dan hewan di sana tak perlu bersaing, jadi ada kemungkinan besar ... kita mulai kehilangan bermacam keragaman hayati yang sangat berharga di benua (Kutub Selatan) itu," kata Bergstrom kepada Reuters --yang dipantau antara di Jakarta, Selasa siang.

Di antara spesies asing yang ditemukan adalah Iceland Poppy, rumput Tall Fescue Velvet --semuanya berasal dari iklim dingin dan mampu tumbuh di Kutub Selatan.

Semenanjung Antartika, tempat yang didatangi kebanyakan wisatawan, sekarang dipandang sebagai "titik panas" di benua beku dan iklim yang lebih hangat, sehingga lebih mudah bagi benih untuk tersebar.

"Semenanjung tersebut sekarang lebih hangat dengan tingkat yang paling besar di planet ini," kata Bergstrom.

Studi tersebut, penilaian pertama di seluruh benua itu mengenai serbuan spesies asing ke Kutub Selatan, menanyai sebanyak 1.000 penumpang selama 2007-2008, tahun pertama International Polar Year, upaya internasional untuk meneliti wilayah kutub.

Diperlukan waktu tiga tahun untuk mengidentifikasi spesies benih dan dampaknya terhadap benua yang diselimuti es itu.

Bergstrom mengatakan satu benih asing yang telah memiliki pijakan adalah Annual Winter Grass.

Itu adalah rumput penting di sub-Antartika dan sekarang berada di pulau King George, Kutub Selatan.

Tanaman tersebut juga telah meninggalkan jejak di bagian ekor benua Kutub Selatan.

"Itu cuma satu contoh rumput liar yang kami ambil dan populasi yang baru saja ditemukan dalam dua musim belakangan," katanya.

Annual Winter Grass tumbuh sangat baik di daerah terganggu seperti daerah penguin dan anjing laut, dan dapat menyebar di antara lumut yang tumbuh lambat di seluruh koloni itu.

"Jika rumput liar tersebut memasuki daerah di semenanjung itu, rumput tersebut akan memiliki potensi untuk menguasai tanaman lain," kata Bergstrom.

source : yahoo.com
DonkeyMails.com: No Minimum Payout